PAPARAN KONEKSI ANTAR MATERI
"Konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak"
Sebagai
Pendidik, Saya memiliki peran penting dalam menciptakan budaya positif di
sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi
perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga
restitusi, dalam keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta
Visi Guru Penggerak.
Secara
keseluruhan saya melihat, integrasi konsep-konsep disiplin positif, motivasi
perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas,
segitiga restitusi membantu membentuk budaya positif di sekolah, mempromosikan
pendidikan yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai fundamental pendidikan
nasional, dan mewujudkan visi guru penggerak dalam membimbing para murid menuju
kearah yang lebih baik.
Menurut
pendapat saya, Filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara
masih sangat relevan dengan penjabaran kurikulum yang digunakan hingga saat
ini. Filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara juga sesuai
dengan nilai yang dimiliki oleh seorang guru penggerak yaitu mandiri,
Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Peserta didik. Selain itu
guru penggerak juga memiliki peran pentig dalam membantu siswa mencapai
potensi terbaik mereka. Dalam arti guru tidak hanya mengajar, tetapi juga
memotivasi siswa untuk terus belajar, berinovasi, dan bersemangat dalam
mencapai tujuan mereka. Hal ini merupakan perwujudan dari visi seorang Guru untuk
membangun ekosistem pembelajaran yang berlandaskan asas gotong royong dan
kolaborasi dalam mewujudkan terciptanya pelajar pancasila demi mewujudkan
Indonesia Maju.
Secara pribadi saya merasa telah melakukan beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai contoh dalam pembelajaran yang saya lakukan, saya cenderung berfokus untuk bagaimana mengembangkan rasa percaya diri para peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya. Bagaimana mereka dapat memberikan pertanyaan yang baik dan dapat dimengerti oleh siswa-siswi yang lain, dan banyak hal lainnya yang muaranya saya harapkan dapat menunjang kemajuan mereka dalam pembelajaran didalam kelas.
" Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?"
Disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman, penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi, Merupakan landasan utama yang dapat diterapkan untuk membimbing perilaku siswa kearah yang lebih baik. Dalam hal ini Saya sebagai pendidik atau guru memiliki peran yang potensial dalam membantu menciptakan budaya positif di sekolah dengan menjadi Teladan yang baik bagi para peserta didik maupun kepada guru yang yang lain dalam menerapkan teori-teori tersebut dilingkungan sekolah. Saya sangat menyadari bahwa sebagai calon guru penggerak saya harus menjadi teladan dalam memberikan contoh perilaku yang positif dan terpuji bagi seluruh warga sekolah. Dengan mempraktikkan nilai-nilai dalam teori disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya sangat berharap dapat menjadi teladan bagi para murid, Guru serta seluruh komponen yang ada dilingkungan sekolah.
Selanjutnya sebuah hal yang menarik bagi saya bahwa setelah melalui pembelajaran dalam materi disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi ini, Saya merasa mengalami perkembangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai seorang guru. Selain itu saya lebih merasa nyaman dalam melaksanakan pembelajaran didalam kelas.
" Perubahan
apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di
kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini? "
" Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda? Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut? Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki? Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?"
Salah satu contoh
pengalaman terkait penerapan budaya positif yang saya alami dikelas maupun
dilingkungan sekolah adalah ketika saya menerapkan teori kontrol yaitu sebagai
pemantau dalam kapasitas saya sebagai seorang guru, Saya merasa benar-benar
memberikan rasa nyaman bagi para murid yang ada dilingkungan sekolah dan
sayapun merasa senang dan nyaman akan hal itu, dan berniat akan terus
mengembangkan perilaku positif ini kedepannya. Berbeda halnya saat saya belum
mengetahui dan mempelajari materi ini, Sebagai guru saya merasa lebih cenderung
sebagai guru yang berperan sebagai pemberi hukuman dan pembuat rasa bersalah.
Membandingkan kedua hal ini tentunya sebagai seorang guru semakin merasa nyaman
dan akan terus berusaha berbuat hal yang lebih baik lagi.
Selanjutnya tentunya saya akan berupaya untuk senantiasa memperbaiki posisi kontrol ini agar dapat meningkat menjadi posisi manager yaitu berupaya mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Saya menyadari bahwa posisi seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Awalanya dalam
posisi saya sebagai guru mata pelajaran saya sering dihadapkan pada berbagai
permasalahan terkait pelanggaran yang dilakukan oleh murid. Misalnya Terlambat
memasuki kelas saaat akan melaksanakan pembelajaran, Terlambat saat menghadiri
upacara bendera setiap hari senin, Tidak rapi, Mengganggu kelas yang lain saat
belajar dan masalah lainnya. Dalam penanganan pelanggaran seperti ini terkadang
saya cenderung hanya menggunakan satu tahapan dalam segitiga restitusi dengan
menanyakan keyakinan lalu setelah itu memberikan hukuman atau konsekwensi
terkait hal yang harus dilakukan oleh peserta didik yang melakuka pelanggaran.
Namun setelah memahami penerapan segitiga restitusi dalam modul
ini, Secara bertahap saya melakukan perbaikan dengan berusaha melakukan
tahapan-tahapan segitiga restitusi yaitu, Menstabilkan identitas, Validasi
tindakan yang salah, dan Menanyakan keyakinan dalam mengambil setiap tindakan
terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh murid dillingkungan sekolah.
Selain
konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang
menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif
baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Sebagai guru saya
merasa sangat perlu bagi untuk memahami kondisi psikologis para murid yang ada
disetiap jenjang pendidikan. Khususnya ditingkat sekolah menengah atas. Hal ini
menjadi sesuatu yang penting untuk saya dimana dalam menghadapi kondisi para
murid yang memiliki kepribadian yang beragam misalnya dalam bentuk emosi, Hoby,
Minat belajar, kondisi keluarga, dan hal lain sebagainya yang akan berdampak
pada prestasi belajar mereka disekolah.
Demikian hal-hal
yang dapat saya sampaikan berkaitan dengan penjabaran koneksi antar
materi inti tentang konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku
manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas,
segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi
Guru Penggerak