Selasa, 10 Oktober 2023

Arfin S.Pd., Gr_1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

 PAPARAN KONEKSI ANTAR MATERI 

"Konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,  serta Visi Guru Penggerak" 

Sebagai Pendidik, Saya memiliki peran penting dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi, dalam keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.

Secara keseluruhan saya melihat, integrasi konsep-konsep disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi membantu membentuk budaya positif di sekolah, mempromosikan pendidikan yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai fundamental pendidikan nasional, dan mewujudkan visi guru penggerak dalam membimbing para murid menuju kearah yang lebih baik.

Menurut pendapat saya, Filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan dengan penjabaran kurikulum yang digunakan hingga saat ini. Filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara juga sesuai dengan nilai yang dimiliki oleh seorang guru penggerak yaitu mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Peserta didik. Selain itu guru penggerak juga memiliki peran pentig dalam membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Dalam arti guru tidak hanya mengajar, tetapi juga memotivasi siswa untuk terus belajar, berinovasi, dan bersemangat dalam mencapai tujuan mereka. Hal ini merupakan perwujudan dari visi seorang Guru untuk membangun ekosistem pembelajaran yang berlandaskan asas gotong royong dan kolaborasi dalam mewujudkan terciptanya pelajar pancasila demi mewujudkan Indonesia Maju.



Secara pribadi saya merasa telah melakukan beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai contoh dalam pembelajaran yang saya lakukan, saya cenderung berfokus untuk bagaimana mengembangkan rasa percaya diri para peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya. Bagaimana mereka dapat memberikan pertanyaan yang baik dan dapat dimengerti oleh siswa-siswi yang lain, dan banyak hal lainnya yang muaranya saya harapkan dapat menunjang kemajuan mereka dalam pembelajaran didalam kelas.

" Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?"

Disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman, penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi, Merupakan landasan utama yang dapat diterapkan untuk membimbing perilaku siswa kearah yang lebih baik. Dalam hal ini Saya sebagai pendidik atau guru memiliki peran yang potensial dalam membantu menciptakan budaya positif di sekolah dengan menjadi Teladan yang baik bagi para peserta didik maupun kepada guru yang yang lain dalam menerapkan teori-teori tersebut dilingkungan sekolah. Saya sangat menyadari bahwa sebagai calon guru penggerak saya harus menjadi teladan dalam memberikan contoh perilaku yang positif dan terpuji bagi seluruh warga sekolah. Dengan mempraktikkan nilai-nilai dalam teori disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya sangat berharap dapat menjadi teladan bagi para murid, Guru serta seluruh komponen yang ada dilingkungan sekolah.

Selanjutnya sebuah hal yang menarik bagi saya bahwa setelah melalui pembelajaran dalam materi disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi ini, Saya merasa mengalami perkembangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai seorang guru. Selain itu saya lebih merasa nyaman dalam melaksanakan pembelajaran didalam kelas.

" Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini? "

Sebelum mempelajari materi dalam modul ini, saya cenderung melaksanakan kegiatan pembelajaran semata hanya berfokus pada tugas pokok saya sebagai guru yaitu menunaikan tugas untuk menyampaikan materi ajar kepada murid didalam kelas. Namun setelah memahami berbagai teori tentang disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi pada modul ini, Sebagai guru saya semakin menyadari akan tugas penting seorang guru yang memiliki tanggung jawab dan peran besar dalam mewujudkan kemajuan pendidikan salah satunya melalui penerapan berbagai pengalaman positif yang telah dilalui selama melaksanakan pembelajaran sebagai guru.

" Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda? Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut? Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki? Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?"

Salah satu contoh pengalaman terkait penerapan budaya positif yang saya alami dikelas maupun dilingkungan sekolah adalah ketika saya menerapkan teori kontrol yaitu sebagai pemantau dalam kapasitas saya sebagai seorang guru, Saya merasa benar-benar memberikan rasa nyaman bagi para murid yang ada dilingkungan sekolah dan sayapun merasa senang dan nyaman akan hal itu, dan berniat akan terus mengembangkan perilaku positif ini kedepannya. Berbeda halnya saat saya belum mengetahui dan mempelajari materi ini, Sebagai guru saya merasa lebih cenderung sebagai guru yang berperan sebagai pemberi hukuman dan pembuat rasa bersalah. Membandingkan kedua hal ini tentunya sebagai seorang guru semakin merasa nyaman dan akan terus berusaha berbuat hal yang lebih baik lagi.

          Selanjutnya tentunya saya akan berupaya untuk senantiasa memperbaiki posisi kontrol ini agar dapat meningkat menjadi posisi manager yaitu berupaya mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Saya menyadari bahwa posisi seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Awalanya dalam posisi saya sebagai guru mata pelajaran saya sering dihadapkan pada berbagai permasalahan terkait pelanggaran yang dilakukan oleh murid. Misalnya Terlambat memasuki kelas saaat akan melaksanakan pembelajaran, Terlambat saat menghadiri upacara bendera setiap hari senin, Tidak rapi, Mengganggu kelas yang lain saat belajar dan masalah lainnya. Dalam penanganan pelanggaran seperti ini terkadang saya cenderung hanya menggunakan satu tahapan dalam segitiga restitusi dengan menanyakan keyakinan lalu setelah itu memberikan hukuman atau konsekwensi terkait hal yang harus dilakukan oleh peserta didik yang melakuka pelanggaran.



Namun setelah memahami penerapan segitiga restitusi dalam modul ini, Secara bertahap saya melakukan perbaikan dengan berusaha melakukan tahapan-tahapan segitiga restitusi yaitu, Menstabilkan identitas, Validasi tindakan yang salah, dan Menanyakan keyakinan dalam mengambil setiap tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh murid dillingkungan sekolah.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Sebagai guru saya merasa sangat perlu bagi untuk memahami kondisi psikologis para murid yang ada disetiap jenjang pendidikan. Khususnya ditingkat sekolah menengah atas. Hal ini menjadi sesuatu yang penting untuk saya dimana dalam menghadapi kondisi para murid yang memiliki kepribadian yang beragam misalnya dalam bentuk emosi, Hoby, Minat belajar, kondisi keluarga, dan hal lain sebagainya yang akan berdampak pada prestasi belajar mereka disekolah.



Demikian hal-hal yang dapat saya sampaikan berkaitan dengan penjabaran koneksi antar materi inti tentang konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,  serta Visi Guru Penggerak


Arfin S.Pd., Gr_1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

  PAPARAN KONEKSI ANTAR MATERI  "Konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posi...