“MENDULANG
BUTIR-BUTIR SEMANGAT DITANAH BARAT,
MEMBUKA CAKRAWALA DIERA GLOBALISASI”
1.1 Makna
pengembangan kegiatan ekstrakulikuler
Tak dapat
dipungkiri juga tak terbantahkan lagi bahwasanya kegiatan ekstrakulikuler khususnya dibidang pendidikan
bukanlah sesuatu hal yang asing lagi tabu untuk diperbincangkan, sebab hampir
keseluruhan sekolah pastilah telah memiliki kegiatan ekstrakulikulernya
masing-masing. Secara harfiah kata ekstrakulikuler dapat dibagi kedalam dua
kata yaitu “Ekstra” (tambahan diluar kegiatan yang resmi) “kurikuler”
(Sangkutan dengan kegiatan kurikulum) sehingga dapat disimpulkan bahwa kata ekstrakulikuler
“ialah kegiatan tambahan yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan tujuan
memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi siswa guna menambah penggetahuan
dan membentuk kreatifitas dalam kegiatan pengembangan pendidikan”. Tentunya
pelaksanaan dari kegiatan ini bukan hanya menjadi tanggug jawab wakil kepala
sekolah bidang kurikulum dan kesiswaaan namun tentunya secara menyeluruh telah
menjadi satu tanggung jawab moril khususnya bagi seluruh warga sekolah guna
mewujudkan mimpi besar bersama yaitu memajukan dan mengangkat citra sekolah melalui
prestasi lewat hasil cipta dan karsa.
Makna pengembangan kegiatan ekstrakulikuler bagi kami pribadi bukan
hanya terpusat pada episentrum kegiatan yang menjadi kelebihan suatu lembaga
pendidikan yang dalam hal ini adalah lembaga pendidikan sekolah Menengah Atas,
sehingga dengan kelebihan itulah sekolah lantas terfokus dan dininabobokan
dengan salah satu kegiatan ekstrakulikuler saja yang menurutnya telah
menyumbangkan prestasi juga membuat harum semerbak mewanggi nama sekolah
tersebut jika dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pengembangan kegiatan
ekstrakulikuler justru harus mengambil sisi lain dimana kegiatan tersebut
merupakan suatu kebutuhan dasar peserta didik dalam menunjang pendidikanya
disegala bidang tanpa ada batasan ruang,waktu, dan masa yang dengan pendidikan
dan pengetahuan itulah nantinya ia dapat bersaing dan mampu berdiri dipuncak
kesuksesan dengan bekal ilmu yang ia timba bertahun-tahun lamanya lewat bangku
pendidikan sekolah. Olehnya sudah semestinya sebuah isntitusi pendidikan untuk terjaga,
kemudian bangun dari tidur panjangnya seraya berakselerasi membuat berbagai
kegiatan yang dapat memacu peningkatan keahlian dan keterampilan dalam
kehidupan sosial di era globalisasi. Usaha dalam bentuk apapun itu tentunya haruslah
sejalan dengan prinsip belajar seumur hidup dan pengalaman belajar sepanjang
hayat (learning
to life) yang jika pendidikan universal diibaratkan sebagai muaranya,
maka muara tersebut tercipta dan terbentuk oleh empat sungai pembentuknya yaitu
belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to
do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup
dalam kebersamaan (learning to live together).
1.2 Sumber
inspirasi kegiatan yang dikembangkan
SMA Negeri 2 Budong-Budong Kabupaten Mamuju
Tengah Provinsi Sulawesi Barat, disinilah tempat kami menghirup udara saat
bernafas, kami teguk airnya hingga hilang dahaga dikerongkongan, dan tempat berpijak,
menginjakkan tapak demi tapak kaki di tanah ini, tempat yang kami sebut sebagai
tanah barat wilayah tempat kami mengabdikan sisa hidup sebagai implementasi
rasa syukur kami kepada Tuhan yang mahaEsa, atas limpahan rahmat dan kasih
sayangnya, yang dengan rahmat serta kasih sayangnya ia sertakan tanggung jawab
dan kesempatan pada kami menjadi insani yang lebih berguna dan dirindu bagi
yang senantiasa merindunya, jiwa yang selalu dinanti bagi sang penantinya, jiwa
yang dikenal sebagai pembangun insan cendekia, perawat bibit-bibit baru yang
semoga kokoh nantinya menjamin keteduhan bagi Bangsa dan Negara dimasa yang
akan datang, ‘Guru’... masihkah asing kau dengan kata itu? ragukah kau
akan pengorbanan dan sumbangsih yang diberikannya bagi Negerimu? yah itulah
sebutan untuk kami, profesi kami adalah guru, guru yang ketika masih ingin ia
mengajarkan sesuatu, maka ia harus senantiasa belajar tak hanya sesuatu, namun
harus semua ilmu tanpa berbatas ruang dan waktu.
Sebuah
inspirasi takselalu berasal dari suatu yang elok lagi menebar keindahan
dipelupuk mata, kadang inspirasi muncul begitu saja dari kepingan-kepingan
mimpi yang kemudian dipadu dengan usaha dan realisasi sehingga memunculkan
sesuatu yang besar dan membesarkan bagi sang penggagasnya. Namun jika berbicara
secara pribadi, inspirasi yang kami peroleh berangkat dari rasa prihatin akan
kebutuhan peserta didik dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang tidak menyeluruh menjangkau seluruh peserta didik, satu contoh
dilokasi kami runut kami kisahkan
ditanah tempat kami mengabdi suatu
ketika ada dari siswa-siswi kami yang mengeluhkan kekurangannya dalam hal
perkembangan iptek tersebut. Hal ini tentunya lumrah disadari bersama bahwa perubahan
model dan bentuk kurikulum dari awal hingga saat ini taklantas dapat mengcover
seluruh kebutuhan para siswa dalam hal pengetahuan dan teknologi. Padahal telah
kita sadari bersama bahwasanya, selain kebutuhan akan bahasa asing, pengetahuan
akan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi masih akan menjadi primadona baik
dimasa sekarang maupun dimasa akan datang dalam menghadapi persaingan akan
pemenuhan lapangan pekerjaan yang notabenenya merupakan salah satu tujuan dari
target pendidikan.
Satu
ketika pernah kami bersua dengan beberapa siswa alumni yang kemudian berkisah
bahwa tidak adanya pembelajaran berbasis teknologi ,informasi dan komunikasi
menjadi penyebab mereka asing akan teknologi khususnya pada penggunaan
alat-alat komputer. Masih dalam konteks yang sama, suatu ketika ada dari orang
tua dari siswa-siswi kami yang secara langsung meminta untuk diajarkan
anak-anaknya dalam penggunaan komputer secara privat, hal ini dikarenakan
menurut beberapa orang tua penggunaan Komputer sangatlah penting dan dapat
meningkatkan keterampilan anak-anaknya dalam persaingan dimasa mendatang.
Ditambah lagi ketiadaan guru yang mengampuh mata pelajaran Teknologi, Informasi
dan komunikasi (TIK) ditempat kami memberikan kekosongan yang nyata sehingga
membuat celah yang harus segera ditutupi. Berangkat dari keprihatinan yang
sangat mendalam akan kondisi pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 2 Budong-Budong
yang tergolong asing akan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
khususnya dibidang komputer inilah, memunculkan inspirasi bagi kami sehingga kami
kemudian mengembangkan prakarsa melalui ikhtiar dengan niat Guna memberikan
sumbangsih nyata dalam peningkatan mutu pengetahuan dalam dunia pendidikan
terkhusus ditempat kami mengabdikan diri. Berbekal secuil pengetahuan kami
dalam bidang IT yang telah sempat mengantarkan kami meraih juara ketiga pada
kegiatan pembuatan media pembelajaran berbasis IT tingkat provinsi Sulawesi
Barat pada tahun 2016 yang dilaksanakan oleh UPTD BPTKP Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi Barat, Maka dengan niat tulus nan iklas kegiatan ini kami
jalankan dengan penuh rasa tanggung jawab serta dengan harapan dapat muwujudkan
keberhasilan sesuai dengan niat yang dicita-citakan.
1.3
Hasil akhir
yang ingin dicapai
Sunguh sebuah ikhtiar harus dan pasti memiliki
tujuan dan target pencapaian yang harus diperoleh, apapun rintangan dan
halangannya dengan tekat dan semangat yang kuat pasti akan terengkuh jua manisnya
buah dari usaha yang digeluti. Lewat pengembangan kegiatan ekstrakulikuler ini
kami berkeingginan untuk memajukan dan membuat perbedaan nyata dari awal siswa
sebelum menggikuti kegiatan ini hingga nantinya telah selesai dan menguasai
seluruh tahapan-tahapan baik tahapan dasar maupun tahapan lanjut. Bagi
para siswa manfaat kegiatan ini sangatlah besar dalam mendukung pengembangan
dan penyaluran bakatnya hal ini tentunya telah kami buktikan secara langsung, telah banyak
siswa yang terhitung mahir dalam penggunaan Teknologi,Informasi dan Komunikasi
yang awalnya dapat dikatakan “zero” (tak bisa sama sekali) namun kini sedikit-demi sedikit perlahan
namun pasti mereka bertransformasi. Sebagai contoh dalam hal penugasan oleh
guru mata pelajaran telah banyak siswa yang menggunakan dan memanfaatkan apa
yang mereka pelajari lewat kegiatan ekstrakulikuler ini baik lewat presentasi
maupun videografi. Lanjut dari pada itu sebagai usaha untuk memberikan stimulan
dan tantangan bagi para siswa-siswi, sekarang telah kami usahakan untuk
pembentukan Majalah dinding (MADING) sekolah dan pembentukan wartawan sekolah,
hal ini tentunya akan berimbas positif bagi tumbuh kembang kemampuan peserta
didik plus akan melahirkan kreatifitas peserta didik khususnya menumbuhkan
kecintaan mereka pada bidang Literasi sebagai usaha peningkatan minat baca dan
menulis peserta didik. Adapun tujuan kami dalam skala yang lebih besar lagi,
diharapkan lewat kegiatan ini, saat pelaksanaan lomba yang berkaitan dengan
karya tulis baik skala regional maupun nasional dapat didelegasikan beberapa
perwakilan yang tak cangung akan tulisan pun tak asing akan persaingan akan
teknologi, informasi juga komunikasi, sehingga diharapkan dari tanah barat ini
akan lahir penulis-penulis handal juga Pembelajar dibidang Teknologi,Informasi
dan Komunikasi yang memberikan sumbangsih bagi Bangsa dan Negeri lewat tulisan
dan pengetahuannya yang tak bertepi.
2.1 Tahapan yang dilalui
Pada tahapan yang kami lalui bertepatan dengan hari pendidikan
tanggal 2 mei tahun 2016,dalam pelaksanaan kegiatan ini terselip cerita romansa
haru bagi kami mungkin jua kepada para pembaca diluar sana bagaimana tidak,awal
kegiatan yang tentunya harus membutuhkan biaya penggunaan listrik, siswa-siswi
kami berinisiatif secara suwadaya tanpa
diminta rela mengumpulkan rupiah demi sekedar membeli voucer listrik
guna kebutuhan kegiatan ini, ada kemudian siswa kami yang menjelaskan bahwa
uang tersebut adalah hasil dari usaha jerih payah mereka sendiri baik lewat
hasil panen kelapa, bekerja serabutan,menjual ikan,kepiting dan lain sebagainya
guna dapat memperoleh penghasilan berdikari tanpa bergantung dan membebani
orang tua mereka. Hal ini kemudian menimbulkan haru, mematik sendu namun
semakin membulatkan tekat kami agar tetap semangat mengajarkan dan membimbing
anak didik kami.
Diawal kegiatanya dikarenakan keterbatasan alat yang ada kami
menggunakan sebuah Laptop dipadu padankan dengan sebuah proyektor yang lewat pantulan gambar fokusnya nampaklah
bagi yang melihat bahwa alat itu telah rapuh dimakan usia. Namun demikian hal
ini malah semakin menambah semangat kami, kendatipun hanya lewat pantulan
sebuah proyektor tua, nampak guratan-guratan semangat terpancar lewat
wajah-wajah polos para penuntut ilmu, ya itulah wajah para peserta didik kami.
Melalui penjelasan singkat namun dapat dipahami oleh peserta didik kami
mengusahakan pengenalan berbagai alat dari perangkat dasar komputer, penjelasan
awal kami lakukan bahkan jika alat tersebut tak kami punya kami berusaha
menampilkannya lewat gambar yang telah kami downlowad sebelumnya dari internet
hal ini kami maksudkan agar tak sebelum siswa-siswi melangkah lebih jauh,
mereka telah mengenal beberapa alat penting, baik nama dan peruntukkanya.
Setelah siswa-siswi kami mengetahui dan mengenal alat baik nama dan
kegunaannya, pengetahuan dasar yang kami ajarkan adalah aplikasi dasar yang
mungkin telah familiar secara umum bagi banyak orang, namun masih terasa asing
bagi siswa-siswi kami. Aplikasi dasar seperti penggunaan Microsoft
Word,Exel,Powerpoint mulai kami ajarkan dengan langkah menerangkan, memberi
petunjuk, contoh, lalu kemudian memberikan kesempatan bagi siswa-siswi untuk
mempraktekkan lewat sebuah laptop yang melayani lebih dari sepuluh siswa-siswi
di setiap sesinya. Ada kemudian siswa kami yang gemetar saat menyentuh Mouse,
berkeringat saat menyentuh Keyboard namun setelah itu dengan serta merta
mereka nampak menikmati dan larut dalam pembelajaran yang terkesan santai namun
tidak menghilangkan keseriusan. Jika ada siswa-siswi yang belum memahami apa
yang telah dibahas maka penjelasan serta cara yang telah diterangkan sebelumnya
kami jelaskan kembali, hingga akhirnya dengan model penggunaan metode demikian
para siswa dapat memahami apa yang telah diajarkn dengan baik . Diakhir
pertemuan sebagai pengingat bagi para siswa-siswi dengan tujuan memaksimalkan
materi yang telah diperolehnya, kami sertakan materi dari berbagai sumber baik
lewat buku dan Internet yang telah kami print pada lembaran-lembaran bekar sisa kertas yang
tidak digunakan lagi. Hal ini bertujuan agar walaupun mereka tak mempunyai
perangkat Komputer dirumah masing-masing namun beberapa materi yang dibagikan
dapat dibaca, dipelajari dan diulang-ulang agar dapat dikembangkan untuk
pertemuan selanjutnya, dilain pihak hal ini juga kami maksudkan sebagai
pendokrak minat baca siswa-dan siswi yang saat ini telah mengalami penurunan
minat akan bahan bacaan.
2.2 Masalah yang dihadapai dalam menjalankan program ekstrakulikuler
Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami tak mematok jadwal pasti, walau
demikian jika dipandang pasti sehari sebelum pelaksanaannya kami telah
menginfokannya terlebih dahulu kepada siswa untuk dilakukan esok harinya. Hal
ini bukanlah tanpa sebab kondisi listrik yang belumlah stabil diwilayah kami
ditambah lagi dengan keterbatasan buku-buku bacaan terkait panduan IT juga alat
komputer yang pada awal pelaksanaan kegiatan ini jumlahnya terbatas menjadi kendala utama kami dalam pelaksanaan kegiatan. Disamping
itu , kondisi siswa yang pada umumnya
memiliki perekonomian yang kurang mampu mengharuskan mereka ikut
membantu orang tua dalam hal pemanenan hasil perkebunan dan usaha peternakan
pada hari-hari seusai pembelajaran disekolah. beberapa sebab inilah yang
kemudian mengharuskan kami untuk memutar otak dalam merancang pelaksanaan
kegiatan sedemikian rupa agar tak jua menghalangi kepentingan orang tua juga
siswa pun tetap menjaga api semangat mereka dalam merengkuh ilmu pengetahuan
dan teknologi. Hal yang ingin kami tekankan serta tanamkan adalah bahwa belajar
tak harus menghentikan niat mereka untuk membantu orang tua dirumah, sehingga
diambilah jalan tengah untuk melaksanakan kegiatan ini pada hari minggu pagi,
dengan pembagian dua sesi secara bergantian.
3.1 Hasil ril yang dicapai sesuai harapan?
Berbicara
tentang hasil serta pencapaian tentunya tak arif dan tak bijak jika
mengesampingkan fakta yang selama ini kami amati dilapangan, bahwa terjadi
titik balik berupa energi positif yang nyata dirasakan baik oleh guru
matapelajaran terlebih kepada siswa-siswi yang berkontribusi langsung pada
peningkatan intelegensi serta secara tidak langsung jug dpat mempengaruhi
pergaulan sosial yang lebih terarah dan terawasi sehingga dengan sendirinya
membantu para siswa menjadi pribadi yang humanis dalam kehidupan sosialnya. Sesuai
harapan bahkan telah melampaui ekspektasi awal kami dimana setelah adanya
kegiatan ekstrakurikuler pembimbingan yang kami titik beratkan pada penggunaan
perangkat komputer ini akhirnya turut memberikan andil besar pada peningkatkan life skill siswa-siswi dalam
menghadapi persaingan didunia pendidikan khususnya diwilayah Mamuju Tengah,
dan Sulawesi Baart pada umumnya . Lanjut
dari pada itu, kegiatan ini telah mengambil peran penting dalam meningkatkan
prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik. Dari beberapa pembahasan
diatas nyatalah bahwa kegiatan ekstrakurikuler sangat membantu siswa dalam belajar,berkreasi,
serta menyalurkan minat dan bakat dari para siswa-siswi itu sendiri baik
dalam hal pemahaman penggunaan media komputer maupun dalam hal pengembangan
kreatifitas mereka dalam menulis.
3.2 Manfaat bagi para siswa , Serta Rencana pengembangan Kegiatan
Ekstrakulikuler di masa depan
Melanjutkan berbagai manfaat yang diperoleh
siswa yang telah kami jelaskan sebelumnya, Setelah para siswa dipandang cakap
dan mampu mengetahui berbagai aplikasi dasar yang secara umum dapat digunakan
dalam menunjang pembeajarannya dilingkungan sekolah maka setelah tujuan ini
tercapai,kami tak lantas berpuas diri dalam berusaha mengembangkan kegiatan
ini. Sehingga kedepanya kami bercita-cita untuk melebarkan kegiatan ini seraya
menebarkan energi positif Melalui siswa-siswi yang sebelumnya telah dilakukan
pembimbingan di Lingkungan sekolah dan dipandang cukup mahir untuk melakukan
pengembangan dari hasil pembelajaran yang ia dapatkan bukan hanya dilingkungan
sekolah namun dapat juga diusahakan untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi
warga masyarakat sehingga akan terjalin Feedback positif antara warga
sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. selanjutnya besar harapan kami tak
ada lagi masyarakat khususnya usia remaja yang “buta” akan teknologi, informasi
dan komunikasi ditanah tempat kami mengabdi.
Akhirnya dengan modal pribadi yang tak pernah
berpuas diri dan selalu merasa dahaga akan tetesan-tetesan embun ilmu, seraya
senantiasa memohon doa juga petunjuk dari Allah subhana wata’ala dan meminta
dukungan moral dari pihak-pihak terkait, semoga kiranya dapat mendukung dan
senantiasa memberi masukan yang sifatnya membangun guna kelancaran serta tercapainya
niat juga tujuan luhur kita bersama melalui ikhtiar dan secuil prakarsa sumbangsih
yang kami lakukan bersama anak-anak negeri ditanah barat ini akan memberikan
dampak positif guna mewujudkan kemajuan ilmu pengetahuan disemua bidang dan
jenjang pendidikan....Amin...Amin Amin Yarabbal alamin...